Selasa, 27 September 2011

Menek Oto ke Koto Solo lan Malioboro lewat Probolinggo




Kamis 15 September, malam itu sekitar pukul 23.00 tatkala seluruh penghuni rumah sudah pada terlelap diperaduan, Nampak terdengar suara motor diluar rumah dan itu adalah si Arikiso yg datang menjemput. Hmm akhirnya jadi juga berangkat ke tanah jawa. Sepatu ket, celana jin, t-shirt sacred reich serta beberapa pakaian pengganti dan perlengkapan lainnya sdh siap. Diawali dengan “menaiki pagar” rumah ,akhirnya kumulai perjalanan ini. Dan berkumpul di depan jl.nusa barung, saya, Dickos,Butros,Andi lokos,Kisos dengan inova bergegas menjemput sang penunjuk arah di elteha yakni mas dedi gendons, tuk selanjutnya menjemput si rudi di balibagus.com. Di daerah Tabanan kami sempatkan juga mampir sebentar utk mengambil logistic yg dititipkan oleh sang fajar ( lumayan buat camilan nemenin di perjalanan).

Melewti +/- 3 jam perjalanan nampaknya kami telah nyampe juga di Gilimanuk, didermaga ini kami bertemu dg rombongan si Adwin dan Wier, utk selanjutnya bersama2 menyebrangi selat Bali. Beberapa puluhan kilo meter berlalu , kami sempatkan utk istirahat sebentar di daerah Pemaron untuk sekedar ngopi dan cuci muka. Selanjutkanya kami lanjutkan perjalanan, fiuhh tak terasa sdh pukul  8 pagi,dan perut kami sdh pada kroncongan, akhirnya kami sepakat mampir disebuah rumah makan yang berada di daerah Probolinggo.

Selain tempatnya yg strategis krn berada dijalur Pantura, ada hidangan khas yg disajikan di tempat ini yakni menu rawon yang terkenal dengan nama “Rawon Nguling”. Rawon memang identik dengan masakan khas Jawa Timur. Kalau melewati Probolinggo memang tidak lengkap rasanya jika tidak singgah utk mencicipi rawon nguling yang sudah terkenal sejak tahun 1942 ini.Rumah makan ini cukup representative menjadi tempat kuliner, tempatnya yg luas,bersih dan tentunya hidangan rawonnya yg menggoda selera. Semakin lengkap ketika rawon kita santap dengan nasi putih. Tak hanya rawon yang tersedia di meja makan, tapi deretan menu yang lain sebagai pelengkap juga disajikan yaitu tempe goreng, perkedel, paru, empal, hati, dan aneka kerupuk tentunya. 
Untuk mendapatkan kesan sebuah warung makan tsb cukup terkenal salah satunya adalah terpampangnya beberapa gambar artis atau pejabat yg pernah singgah RM tsb, ya tentunya kalau sdh memiliki citarasa khas nan enak pastilah banyak orang yg pingin mencobanya ( termasuk kalangan artis dan pejabat ini). Dan kalau di warung makan pesinggahan Bali terpampang foto mantan presiden megawati,  di Rawon nguling ini nampak terpasang foto presiden SBY yg sempat singggah di warung ini.

Mak nyosss,rupanya perjalanan ini menjadi bagian dari wisata kuliner juga :). Puas dg sajian rawon nguling Probolinggo tsb kami melanjutkan perjalanan ini, Setelah waktu menunjukan pukul 13.00 siang, kami singgah utk makan siang pada sebuah kedai makan, utk kali ini dgn menu ayam bakar. Utk selanjutnya perjalanan ini dilanjutkan, dg beberapa kali mampir pada sebuah mini market, SPBU utk sekedar  beli camilan,cuci muka,buang air serta isi bensin kendaraaan. 

Dengan menumpuh +/- seharian perjalanan akhirnya kami mendekati juga daerah Solo, ugghh sempat jg terjadi ‘pergolkan dan perdebatan” yg alot apakah akan beristirahat dan bermalam di Solo atau  Malioboro, keputusannya kami sepakati utk melanjutkan perjalanan ini menuju daerah Malioboro Jogjakarta. 

Dan tatkal arloji di tangan telah menunjukan +/- pukul 20.00 kami  memasuki juga daerah Jogyakarta utk menuju daerah Malioboro. Hanya satu yg kami inginkan pertama kali saat itu, ya apalagi kalau bukan mendapatkan penginapan utk bisa membersihkan diri,mandi dan tentunya utk beristirahat setelah melalui perjalanan yg melelahkan ini.

Dengan menjelajahi beberapa penginapan akhirnya kami mendapatkan tempat yg masih tersedia kamarnya utk 7 orang, dan kami memesan 3 kamar dg tambahan 1 extra bed ( walau nantinya tdk dipakai he3. Freshnya badan ini, kami keluar penginapan menuju Jl. Malioboro.

Kalau dengar nama ini tentu yg terlintas dibenak adalah ramenya para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini dan Sarkem tentunya (  eh utk nama yg terakhir ini masuk trend mark Jogya ndak ya he3).
Yup  kami  memulai langkah ini dg menuju ke warung lesehan   yg lumayan rame,yg berada tepat disebelah kantor DPRD yogjakarta. Tentunya dgn menu khas jogya yakni gudeg. Hmm  makanan yg terbuat dari nangka muda atau disebut gori oleh masyarakat sekitar. Rasa masakan ini manis namun ada sedikit rasa gurihnya karena tambahan bumbu arehnya (santan kental). Dalam penyajiannya, gudeg biasanya ditemani beberapa lauk: telur, ayam kampung, tempe bacem, tahu bacem dan juga sambal krecek. Fiuuhh apa karena laparnya atau memang nikmatnya menu ini kami sampai sempat nambah beberapa kali dengan hiburan tambahan dari pengamen jalanan yg datang silih berganti yg semakin menggugah nafsu makan kami. Setelah puas bersantap malam,kami sempatkan utk jalan-jalan sepanjang malioboro utk sekedar membeli oleh2 . 

Weiitttt  rupanya ada satu orang rombongan anggota kami yg memiliki agenda kusus semacam “halalbihalal” dgn temannya di jogya yg dijumpai sebelumnya di situs jejaring social 

Puas menelusuri trotoar sepanjang Jl.Malioboro akhirnya kami kembali ke penginapan. Hmm berada di tempat wisata semacam malioboro tsb  memang rasanya tidak klop kalau tidak mengenal kehidupan malamnya. Setelah saya dan ari kiso “clingak-clinguk” di depan hotel,bergegas datang seorang penarik becak yg mau menawarkan jasanya utk mengantarkan kami menyisir seputaran kota tsb,dg penawaran harga yg “seiklasnya” becak tsb akhirnya digenjot menelusuri kehidupan malam kota jogya. Dan setelah keliling2 dan tidak menjumpai tempat “nongkrong” yg asik,akhirnya tim investigasi gejolak kehidupan malam Jogya dgn becaknya kembali menghantarkan kami ke hotel, Hmm ongkos becak “seiklasnya” yg ditawarkan sebelumnya kami pikir ya berapa aja seiklasnya kita ngasi :) akhirnya uang Rp.5.000 kami rasa cukup utk harga seiklasnya tsb, oh ho…nampaknya seiklasnya tsb hanya basa-basi dan dgn ketus tukang becak meminta Rp.20.000  utk jasa seiklasnya tsb …he3 ( memaksa iklas).
Nampaknya malam itu kami lewati dgn tidur pulas,( walau msh ada yg gelisah mikirin kesuksesan acara halalbilahal yg dilaksanakan oleh salah satu teman kami krn ketika semua daftar pada list bb yg telah dikencani sepanjang perjalanan satupun tidak mampu dihadirkan dalam kehidupan nyata di daerah Jogya ini…oh beibss sinyalnya lemootttt xixixixi ).

Pagi tgl 17 September, setelah mandi,sarapan kembali di Malioboro,akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju kota Solo, ya tentunya menjalankan misi dan agenda utama dari perjalanan ini, tiada lain dan tiada bukan utk menghadiri hajatan Rockinsolo 2011. Hmm kami tiba dikota solo +/- pukul 12.00 siang. Dan utk mengisi kekosongan waktu,kami sempatkan utk keliling2 kota Solo dan mampir pada sebuah pusat grosir batik serta mall utk bersantap siang,. Mengujungi kota yg terkenal dg gadis2 nya yg ayu , batiknya yang eksotik,keratonnya yang agung yg dipimpin oleh seorang walikota yg metal ini sungguh memberikan kesan yg tersendiri. Setelah istirahat sebentar di rumah saudarannya si gendon akhirnya kami bergegas ke venue rockinsolo yg berada dialun2 utara solo dekat dgn keraton solom namu tiga anggota rombongan kami entah kemana mereka melanjutkan penjelajahan kota solo dan memutuskan datang ke venue malam harinya (semoga kali ini mereka sukses :) 

Saat band Deranged akan naik tahta,tiba2 ponsel saya berdering beberapa kali yg meminta utk keluar arena venue,hmm rupanya teman SMA yg sekarang menetap di Solo memenuhi janjinya utk bertemu didepan polsek Resor kota Surakarta ( terima kasih banyak atas bingkisan oleh2 khas solonya my sista )
Untuk ulasan rockinsolo2011 mungkin bisa kami ceritakan berikutnya. oghh jam sdh menujukan pukul 2.00 dini hari setelah rockinsolo berakhir kami putuskan utk kembali ke tanah Bali, hmm dgn melewati kembalinya daerah probolinggo rasanya tidak rela kalau kami tidak kembali mampir ke rawon nguling ini.  Dan akhirnya pas minggu sore harinya  dengan perjalanan yg dipenuhi dengan full canda tawa khas grup ulad alid session 3 ini kami mengginjakan tanah bali dgn menu penyambutan  ayam betutu men tempeh (gilimanuk). See u next metal vacation