Candi beach Inn, Candidasa 17-5-09, Ah..pagi itu terasa cepat sekali tibanya, maunya sih biar detak jam bisa diperlambat agar mentari ufuk timur ikutan bermalasan juga,…karena malam sebelumnya tatkala para kerabat dan beberapa tamu di hotel tsb tertidur dengan pulasnya yang diiringi sayup-sayup gemuruh ombok pantai candidasa beberapa orang masih melewatkan waktunya dengan bersulang dan memainkan kartu “romedal” hingga pukul 2.00 pagi. Uh..namun malasnya bangun pagi itu terasa berlalu begitu saja saat waktu akan diadakannya acara tracking segera tiba. Ya selain “kegiatan” malam itu aktivitas utama pagi hari di minggu yang cerah tsb adalah tracking selain acara sembahyang bersama di goa lawah yang telah dilanjutkan dengan plesiran ke tirta gangga dan taman ujung yang dilaksanakan sehari sebelumnya.
Dengan diantar oleh transport hotel kami the laki-laki pembrani sang penantang alam yang berjumlah sebelas orang plus seorang track guide meluncur munuju garis strart jalur saba tracking.Ughh…Aura kasih jalur traking saba tsb masih kami dapatkan walau dua tahun sebelumnya kami sudah dapat juga menjamahnya (terasa bagai menelusuri kembali jejak napak tilas dua tahun lalu).
Dengan menelusuri jalan tanah yang didomaninasi warna kecoklatan yg kiri kanannya dikelilingi oleh belukar liar dan tanaman berduri lainnya kami memulai perjalanan nan menantang ini. Sekitar sekiloan by pass tanah coklat tsb kami lalui, mulailah jalur sulit bebatuan,jalan tangga alami naik turun dan berliku kami lalui dengan riang, berbagai tawa canda dan kadang obrolon serius seputaran pemilu kemarin dan riauhnya perpolitikan negeri nusantara menjadi bahan pembicaraan yang sedikit dapat menghilangkan rasa capek perjalanan ini. Disetiap terlihatnya gambaran panorama alam yang indah nan menggoda indra pengeliatan, kami berhenti sejenak, than…apalagi kalau bukan mengabadikan moment tsb kedalam jepretan dua orang photographer yang mengiringi perjalanan ini. Para model dadakan nan narsis sibuk mengambil posisi dan gayanya masing-masing bagai tak mau kalah dengan gaya pose alam sekitarnya. Sejauh mata memandang terlihat hamparan samudra nan luas dengan berpayungkan putih mulusnya awan serta pinggirannya berbingkaikan putihnya gemburan ombak yang mencium bibir pantai. Pada sisi lain nampak lukisan tebing karang bebatuan yang angkuh nan kokoh dihiasi oleh gumpalan hijau rumput dan pepohonan nampak seperti setingan alam tebing bebatuan yang sering ditampilkan dalam film-film Kingkong.
Ditengah perjalanan kami sempatkan beristirahat sejenak pada sebuah pinggiran tebing yang luas,hijau dan cukup teduh yang diseberang celah biru lelautannya terdapat sebuah pulau kecil tak bertuan, sebelum akhirnya kami melanjutkan perjalanan ini. Ughhh ada saja insiden berkesan yang terjadi dalam setiap perjalanan, ya kalau dulu ada dua orang perserta tracking tersesat karena tertinggal dan salah jalan setelah menerima informasi yang keliru dari pemancing liar, namun kali ini kejadiannya ada teman kita yang menyeberang jalan pintas serta ada teman yang terperosok dalam terjangnya jalur menurun fuihh…untung saja sempat tertahan dalam pohon besar.
Than dengan terlihatnya barisan perahu nelayan yang dengan santainya berbejer diatas hamparan pasir putih menandakan segeranya garis finish perjalanan tracking ini akan tercapai….Ya setelah kurang lebih satu setengan jam perjalanan akhirnya kami sampai jg di ujung jalur ini. Sambil membasuh muka dan badan ini dengan handuk dingin yg sudah disediakan kami beristirahat pada sebuah café dan tentunya melepaskan dahaga dengan aneka fresh drink. Nampak beberapa rekan yang melanjutkan kegiatan dengan mandi dan berenang di pantai yang bersih nan biru bagai tempat yang masih perawan dan belum pernah terjamah oleh beton-beton rakusnya kaum investor, hingga tak salah penduduk sekitar menyebutnya pantai tesebut dengan nama Virgin Beach….ahhhh sebuah perjalanan tracking yang berkesan dan mampu menterapi badan,jiwa dan batin ini. C.u on next beautiful track.
Minggu, 16 Januari 2011
Melewati malam tahun baru sembari mengenal dan mengenang Jembrana dari A sampai Z
31-1-2009…Memasuki tugu selamat datang di Kabupaten JEMBRANA dari arah PEKUTATAN di penghujung tahun 2009 nampak suasana siang itu sama seperti melewati wilayah tsb sebelum-sebelumnya, mungkin yang sedikit membedakan adalah dibeberapa “penggak-penggak” yang berada dihampir setiap perempatan pinggir jalan nampak dihiasi beberapa umbul-umbul dan kumpulan anak-anam muda dengan berbagai persiapan audio system untuk menyambut pergantian tahun.
Suasana serupa nampak juga di wilayah MENDOYO diperempatan desa Mendoyo Dauh Tukad, beberapa anak muda paruh baya tengah sibuk menyiapan panggung yang lebih besar dengan perangkat alat-alat band beserta sound systemnya untuk sekali-sekali beberapa personel band-band tersebut melaksanakan aktivitas check sound. Dan memang rupanya kegiatan tuk menyambut tahun baru didesa ini nampak lebih semarak dengan diadakannya panggung pertujukan band yang diisi oleh beberapa band-band kawula mudanya yang ada di desa tsb serta beberapa band dari daerah tetangga lainnya dan kebanyakan mereka memainkan musik “keras” macam punk dan metal mulai cover song dari SID sampai Burgerkill. Disatu sisi nampak beberapa krama desa lainnya menuju tempat persembahyangan di pura desa dan di pura / sanggah lingkungan keluarga masing-masing, karena malam pergantian tahun tersebut bertepatan dengan datangnya bulan Purnama.
Sehabis melaksanakan persembahyangan di merajan, tiba-tiba Hp saya berdering dari nomor seorang teman SMA yang mengundang untuk perjamuan akhir tahun. Tentu saja saya tidak melewatkan undangan mendadak ini disamping bersantap tentunya dapat bersua dan ngobrol ringan kembali dengan dua orang teman lama tersebut yang rumahnya berada dipinggiran sungai yang membentang dan membelah kota NEGARA yakni IJO GADING yang dulu terkenal dengan miniature Monas serta LOSMEN TIS nya dan tepatnya berada didepan bekas WIJAYA TEATHER. ..ehem menyebut salah satu nama bioskop yang diera thn 90an kebawah ini menjadi salah satu bioskop yg dulu selalu menghiasi malam-malam masyarakat Jembrana dengan tayangn film-film India macam film-film yang dibintangi oleh Amitabh Bachchan dan laga Indonesia seperti film membakar matahari yang dibintangi oleh Bary Prima dan bioskop ini selalu bersaing dengan bioskop satunya lagi yang dipisahkan oleh bentangan sungai Ijogading ini, yakni bioskop NEGARA TEATHER yang dulu biasanya memutar film2 ection barat seperti Rambo dan juga laga mandarin kayak film yg dibintangi jackey chan. Selain kedua bioskop ini ada juga beberapa bioskop lain seperti yang ada di Tegal cangkring yakni KARTIKA TEATHER dan bioskop yang ada di PEKUTATAN TEATHER serta bioskop-bioskop keliling yang biasanya seminggu sekali diputar dibeberapa ARENA yang ada dimasing-masing desa.
Ditanah lapang kosong depan wijaya teather tsb juga sering diadakan pertandingan tinju yg sangat disambut antusias jg oleh masyarakat pencinta tinju jembrana dan satu kenangan mengglitik yang kadang sampai sekarang sering menjadi
Joke adanya salah satu petinju yang terpukul KO sampai ngutah JUKUT GONDO ….He..he.he..jukut ini memang jadi salah satu menu favorit masyarakat Jembrana dan biasanya sangat “serasi” berdampingan dengan gorengan kocing BEDET dan SABEL SERE serta SENGAUK. Dan di daerah Br.Tengah Negara ini juga dulu sering jadi tempat tampilnya band legendaries yang bernama KENWA band.
Ditengah obrolan ringan kami tsb kadang dijeda oleh raungan klakson dan knalpot motor dengan volume tinggi dari beberapa kelompok konvoi motor anak-anak muda masa kini lengkap dengan berbagai atribut panji-panji bendera kebesaran dari daerah tempatnya masing yang begitu antusias menyambut pergantian tahun baru tsb. Meski kelompok-klompok konvoi tsb secara sporadic hilir mudik dan saling datang dan berpapasan satu sama lain, namu tidak ada nampak unsur ketersinggungan ataupun persaingan keras dari mereka. Walau terlihat sangar dan angker namun mereka secara sportif dan saling berbagi ruang untuk mengaktualisasikan diri mereka dalam masing2 kelompok tsb, hingga nampak sdh ada pandangan yang lebih dewasa dan toleran diantara mereka.
Dan disepanjang pulang kami selalu berpapasan dengan konvoi-konvoi tsb.
Beberapa tempat favorit yang menjadi konsentrasi masa penyambut tahun baru adalah di sekitaran pertokoan di Negara, sekitaran kantor Bupati,PECANGAKAN,JEMBRANA TOWER dengan pesta rakyat dan kembang apinya,dan tentunya disetiap perempatan yang ada. Sampai di rumah perjamuan menjambut tahun baru kami lanjutkan lagi dengan hidangan BETUTU GILIMANUK..fuihhh sungguh menu makanan yang super duper lalah mekeplug..ARAH KADE….kaden sing kene asan lalah..he..he..he…sampai kepala terasa kenyut2 melawan panas aneka campuran cabe dengan kadar 100% lalahnya yg merupakan ciri khas dari masakan betutu gilimanuk ini.
Dan akhirnya detik-detik pergantian tahun ini kami lewati dengan menikmati berbagai dentuman anekan mercon dan kembang api yang saling sahut menyahut dan beradu dengan raungan kelakson dan knalpot yg digeber dari gas motor .
1-1-2010….Mengawali tahun baru kami sekeluarga lanjutkan dengan perjalanan kuliner ke pantai PEBUAHAN, salah satu tempat favorit yang kini makin dikenal oleh masyarakat Jembrana selain BALUK RENING. Memasuki daerah pesisir pantai pembuahan ini kita disambut oleh beberapa café tempat makan yang berjejer disepanjang tegalan pinggir pantai. Kami selanjutnya memarkir kendaraan pada sebuah café setelah sebelumnya pada salah satu café menyatakan menu ikannya telah kehabisan stok. Duduk berjejer dibeberapa tempat macam bale bengong dibawah pohon nyiur dengan hidangan ikan bakar lengkap beserta kelapa muda bijian dan hempasan angin sepoi serta deru ombak menghantam bibir pantai tentu seuatu kenikmatan tersendiri bagi para pengunjung yang ada didaerah tsb walau mesti sedikit bersabar dengan antrean datangnya menu makan tsb krn ramenya pengunjung yang datang.
2-1-2010….Dan sabtu besoknya sebelum kembali ke Denpasar kami sempatkan juga bersama anak-anak untuk GRADAG GRUDUG ke pantai DELOD BERAWAH untuk menuhi keinginan anak-anak mandi di pantai krn sehari sebelumnya di pebuahan hasrat bermain ombak mereka di pantai pebuahan tidak dapat dipenuhi. Namun sayang setelah mandi di pantai keinginan utk mencoba kolam renang air laut yang ada di daerah tsb tidak dapat terlaksana, entah kenapa sampai pukul 10 pagi loket tiket belum dibuka juga dan tdk nampak ada penjaganya padahal beberapa orang nampak menunggu dan kecewa juga krn blum dibukanya tempat permandian tsb, mm ya mungkin lain waktu dapat menikmatinya dan melanjutkan perjalanan kenangan Jembrana dari A sampai Z berikutnya.
Suasana serupa nampak juga di wilayah MENDOYO diperempatan desa Mendoyo Dauh Tukad, beberapa anak muda paruh baya tengah sibuk menyiapan panggung yang lebih besar dengan perangkat alat-alat band beserta sound systemnya untuk sekali-sekali beberapa personel band-band tersebut melaksanakan aktivitas check sound. Dan memang rupanya kegiatan tuk menyambut tahun baru didesa ini nampak lebih semarak dengan diadakannya panggung pertujukan band yang diisi oleh beberapa band-band kawula mudanya yang ada di desa tsb serta beberapa band dari daerah tetangga lainnya dan kebanyakan mereka memainkan musik “keras” macam punk dan metal mulai cover song dari SID sampai Burgerkill. Disatu sisi nampak beberapa krama desa lainnya menuju tempat persembahyangan di pura desa dan di pura / sanggah lingkungan keluarga masing-masing, karena malam pergantian tahun tersebut bertepatan dengan datangnya bulan Purnama.
Sehabis melaksanakan persembahyangan di merajan, tiba-tiba Hp saya berdering dari nomor seorang teman SMA yang mengundang untuk perjamuan akhir tahun. Tentu saja saya tidak melewatkan undangan mendadak ini disamping bersantap tentunya dapat bersua dan ngobrol ringan kembali dengan dua orang teman lama tersebut yang rumahnya berada dipinggiran sungai yang membentang dan membelah kota NEGARA yakni IJO GADING yang dulu terkenal dengan miniature Monas serta LOSMEN TIS nya dan tepatnya berada didepan bekas WIJAYA TEATHER. ..ehem menyebut salah satu nama bioskop yang diera thn 90an kebawah ini menjadi salah satu bioskop yg dulu selalu menghiasi malam-malam masyarakat Jembrana dengan tayangn film-film India macam film-film yang dibintangi oleh Amitabh Bachchan dan laga Indonesia seperti film membakar matahari yang dibintangi oleh Bary Prima dan bioskop ini selalu bersaing dengan bioskop satunya lagi yang dipisahkan oleh bentangan sungai Ijogading ini, yakni bioskop NEGARA TEATHER yang dulu biasanya memutar film2 ection barat seperti Rambo dan juga laga mandarin kayak film yg dibintangi jackey chan. Selain kedua bioskop ini ada juga beberapa bioskop lain seperti yang ada di Tegal cangkring yakni KARTIKA TEATHER dan bioskop yang ada di PEKUTATAN TEATHER serta bioskop-bioskop keliling yang biasanya seminggu sekali diputar dibeberapa ARENA yang ada dimasing-masing desa.
Ditanah lapang kosong depan wijaya teather tsb juga sering diadakan pertandingan tinju yg sangat disambut antusias jg oleh masyarakat pencinta tinju jembrana dan satu kenangan mengglitik yang kadang sampai sekarang sering menjadi
Joke adanya salah satu petinju yang terpukul KO sampai ngutah JUKUT GONDO ….He..he.he..jukut ini memang jadi salah satu menu favorit masyarakat Jembrana dan biasanya sangat “serasi” berdampingan dengan gorengan kocing BEDET dan SABEL SERE serta SENGAUK. Dan di daerah Br.Tengah Negara ini juga dulu sering jadi tempat tampilnya band legendaries yang bernama KENWA band.
Ditengah obrolan ringan kami tsb kadang dijeda oleh raungan klakson dan knalpot motor dengan volume tinggi dari beberapa kelompok konvoi motor anak-anak muda masa kini lengkap dengan berbagai atribut panji-panji bendera kebesaran dari daerah tempatnya masing yang begitu antusias menyambut pergantian tahun baru tsb. Meski kelompok-klompok konvoi tsb secara sporadic hilir mudik dan saling datang dan berpapasan satu sama lain, namu tidak ada nampak unsur ketersinggungan ataupun persaingan keras dari mereka. Walau terlihat sangar dan angker namun mereka secara sportif dan saling berbagi ruang untuk mengaktualisasikan diri mereka dalam masing2 kelompok tsb, hingga nampak sdh ada pandangan yang lebih dewasa dan toleran diantara mereka.
Dan disepanjang pulang kami selalu berpapasan dengan konvoi-konvoi tsb.
Beberapa tempat favorit yang menjadi konsentrasi masa penyambut tahun baru adalah di sekitaran pertokoan di Negara, sekitaran kantor Bupati,PECANGAKAN,JEMBRANA TOWER dengan pesta rakyat dan kembang apinya,dan tentunya disetiap perempatan yang ada. Sampai di rumah perjamuan menjambut tahun baru kami lanjutkan lagi dengan hidangan BETUTU GILIMANUK..fuihhh sungguh menu makanan yang super duper lalah mekeplug..ARAH KADE….kaden sing kene asan lalah..he..he..he…sampai kepala terasa kenyut2 melawan panas aneka campuran cabe dengan kadar 100% lalahnya yg merupakan ciri khas dari masakan betutu gilimanuk ini.
Dan akhirnya detik-detik pergantian tahun ini kami lewati dengan menikmati berbagai dentuman anekan mercon dan kembang api yang saling sahut menyahut dan beradu dengan raungan kelakson dan knalpot yg digeber dari gas motor .
1-1-2010….Mengawali tahun baru kami sekeluarga lanjutkan dengan perjalanan kuliner ke pantai PEBUAHAN, salah satu tempat favorit yang kini makin dikenal oleh masyarakat Jembrana selain BALUK RENING. Memasuki daerah pesisir pantai pembuahan ini kita disambut oleh beberapa café tempat makan yang berjejer disepanjang tegalan pinggir pantai. Kami selanjutnya memarkir kendaraan pada sebuah café setelah sebelumnya pada salah satu café menyatakan menu ikannya telah kehabisan stok. Duduk berjejer dibeberapa tempat macam bale bengong dibawah pohon nyiur dengan hidangan ikan bakar lengkap beserta kelapa muda bijian dan hempasan angin sepoi serta deru ombak menghantam bibir pantai tentu seuatu kenikmatan tersendiri bagi para pengunjung yang ada didaerah tsb walau mesti sedikit bersabar dengan antrean datangnya menu makan tsb krn ramenya pengunjung yang datang.
2-1-2010….Dan sabtu besoknya sebelum kembali ke Denpasar kami sempatkan juga bersama anak-anak untuk GRADAG GRUDUG ke pantai DELOD BERAWAH untuk menuhi keinginan anak-anak mandi di pantai krn sehari sebelumnya di pebuahan hasrat bermain ombak mereka di pantai pebuahan tidak dapat dipenuhi. Namun sayang setelah mandi di pantai keinginan utk mencoba kolam renang air laut yang ada di daerah tsb tidak dapat terlaksana, entah kenapa sampai pukul 10 pagi loket tiket belum dibuka juga dan tdk nampak ada penjaganya padahal beberapa orang nampak menunggu dan kecewa juga krn blum dibukanya tempat permandian tsb, mm ya mungkin lain waktu dapat menikmatinya dan melanjutkan perjalanan kenangan Jembrana dari A sampai Z berikutnya.
” Fun shit” (50 menit yang menegangkan)
Jumat, 28 May 2009 balibagus.com dalam rangka anniversary nya yang ke 9 seperti tahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan acara outing yg melibatkan seluruh karyawan dan management beserta keluarga dan pada kali ini melaksanakan program perjalanan wisata ke Nusa Lembongan. Banyak kisah,cerita seru yg menyenangkan mewarnai agenda ini seperti kegiatan banana boat,snorkeling,berenang,BBQ,domino dan wine party sambil ketawa ketiwi,foto session serta tour de village. Namun sebelum cerita yg mengasikan ini kami rasakan terlebih dahulu kisah yang begitu menegangkan mesti kami alami lebih dahulu (dan cerita inilah yang memberikan “kesan” yg mendalam dari perjalanan ini):
……….pagi itu pukul 8.00 gerimis dan awan kelam masih menyelimuti Denpasar dan sekitarnya yang sempat juga membawa kekewatiran akan perjalanan menuju nusa lembongan yang akan kami jalani. Para kontingen tiba dan berkumpul didermaga island explorer dibenoa ,wajah-wajah keceriaan yg terbalut dg sedikit kekewatiran krn kondisi cuaca yg kurang bersahabat nampak pada rombongan yang akan menyeberangi samudra luas menuju Nusa Lembongan tersebut. Sekitar pukul 9 pagi setelah semua rombongan telah berkumpul dan memasuki fun ship cruise (namun salah satu rombongan entah kenapa terlambat sampai dibenoa dan diputuskan utk memberangkatkannya pada kloter berikutnya) perjalanana ini akan segera dimulai.
Memasuki fun ship cruise yang kapasitasnya +- 100 orang tsb disambut dg hidangan pembuka utk menu sarapan. Setelah terdengar atensi dari speaker bahwa kapal akan berangkat yang diselingi dengan demontrasi peragaan cara penyelamatan diri oleh kru kapal dengan sarana pelampung yang tersedia, suara mesin cruise nampak lebih kencang menderu pertanda kapal mulai akan melaju. Saya dan deva serta beberapa rombongan mencoba utk keluar ke dek depan utk melihat dan merasakan suasan diluar kapal dan mencoba menikmati perjalanan dengan fun ship tersebut…ehmm sungguh mengasikan rasanya melihat samudra luas dg hantaman angin yang kami nikmati dari arah depan kapal tsb.
Namun sekitar 10 menit perjalanan cruise yg kami tumpangi terasa bergoyang dan serasa mendapat “hiburan” dengan ketawa ketiwi akan kondisi awal ini, namun makin lama makin keras kapal tsb terombang ambing hingga memutuskan utk kami masuk kedalam ruangan walau dengan susah payah karena kerasnya goncangan yang terjadi…..uhhh… dan saat inilah awal 50 menit ketegangan ini dimulai yang ditandai dengan jeritan dan tangisan anak-anak serta muntahan beberapa anggota rombongan yang mabuk laut karena tidak tahan dengan goncangan dan ombangambingnya kapal tsb. Nampak wajah wajah yang tegang pucat dan pasi mulai menghiasi atmosphir ruangan geladak kapal itu.Suara music R&B dg volume yg super maximum makin membuat ketegangan itu menjadi jadi,gelombang laut tinggi tidak jemunya mengombangambingkan kami dan seakan ingin “menumpahkan” seisi kapal tsb.
Nampak krew dan pelayan kapal sibuk menenangkan penumpang serta memberikan tas kresek utk menampung muntahan para pemabuk laut tersebut. Sambil menenangkan anak2 saya mencoba menguasai kondisi ini dan “pura-pura” tenang dengan berusaha terpaksa menikmati alunan music r&b yg bergema, beberapa kali kami tanya pada krew kapal apakah masih jauh dan lama ndak nyampenya perjalanan ini (“berharap dia menjawab tinggal dikit aja karena dari skejul yg kami terima sebelumnya waktu perjalanannya cuma 30 menit namun lebih dari menit itu belum ada tanda2 akan nyampai di lembongan…ughhh…ida..kamu harus tanggung jawab dg kesalahan prediksi waktu ini…) Haa??? WTF…ternyata krew kapal tsb bilang: “ masih lama dan ini baru setengah perjalanan, ini belum seberapa nanti akan ada yg lebih besar lagi ombaknya, ya dibuat santai aja jgn tegang2 “(holy shit….yg benar aja…dan tanpa dikomando dlm hati ini segala nama betare betari,dewa dewi dan keagungan Tuhan trs dikumandangkan sambil skali2 melirik tempat pelampung penyelamat ha33..,krn cuma itu yg bisa dilakukan utk menghadapi ketegangan ini. …..Aaaiiiiikkkkkkkkrrggghhh..suara muntahan rombongan dan jerit tangis anak2 trus aja terdengar menandakan kerasnya goncangan akibat tingginya gelombang seakan bersemangat mengombangambingkan kapal yg kami tumpangi. Beberapa kali saya melirik ke luar berharap dapat melihat daratan atau kepulauan agar ketegangan ini segera berakhir, dan setelah sempat melihat bayangan kepulauan dg sedikit pura2 santai saya bertanya kembali kepada krew tsb “sudah dekat ya mbak?” (dlm hati berharap lagi dia akan menjawab ya sudah mau nyampai)…oh god..malah katanya masih lama nyampainya….duh gusti ….dan hanya pasrah dan beserah diri aja sambil berusaha ‘menikmati’ ketegangan ini dg mengikuti gerak ombangambing gelombang dan pura-pura manggut-manggut serta kaki bergerak2 utk mengikuti irama r&b yg dg cueknya berkumandang lewat piranti audio yg ada dikapal tsb (skali lagi hanya itu yg bs kami lakukan). Dan akhirnya (kayaknya kata2 ini yg dari tadi kami harap akan terdengar dan terucap) setelah +- 50 menit tanda-tanda akan berakhirnya ketegangan ini segera akan berakhir dg makin besarnya bayangan kepulauan yg terlihat dan benar aja dg terlihatnya planton2 dan dermaga masing2 kapal company akhirnya kapal ini merapat jg di dermaganya.
Fuihhh akhirnya dan segera kami bergegas transit dari dermaga menuju ke hotel yg ada di pesisir pulau lembongan dg dijemput oleh boat yg ternyata kecil dan cuma pas2an utk rombongan kami (bayangan ketegangan yg baru saja kami buang jauh2 malah belum berakhir) dan bahkan makin lebih besar aja ketegangan yg muncul dari boat ini,yg nyatanya lumayan jauh jg perjalanannya menuju pesisir, belum lagi goyangan gelobang di pinggir pantai kami seakan menggoda dan menakut-nakuti kami lagi, oh my god!!..ternyata puncak dari segala ketegangan ini malah terjadi 5 meter dari bibir pantai, boat yg kami tumpangi dg susah payahnya berusaha utk merapat ke pantai,namun beberapa kali mengalami kegagalan krn kerasnya gelembong yg menghantam bibir pantai krn air pasang ini, jangkar yg telah dilempar oleh nahkoda beberapa kali gagal menancapkan dirinya, dan setelah dipastikan jangkar telah tertancap akhirnya boat “brengksek” ini mampu jg ditarik ke bibir pantai, dg tegang kami satu persatu lompat berjumpalitan menuju pantai (ada yg jatuh tersungkur dan basah kuyup) dg gigauan ketus nahkoda yg sangat tidak nyaman kami dengar “selamatkan diri dulu barang bawaan jgn dihiraukan krn ini berbahaya”, setelah beberapa anggota rombongan yg berada didepan dpt meloncat kepantai terlebih dahulu, tiba-tiba arus gelombang kembali menarik boat kecil itu ke dalam dan menyisakan ketegangan kembali pada anggota rombongan yg belum berhasil menuju pantai.fiuhhh skali lagi akhirnya nyampai jg kami kepantai walau dg susah payah dan basah2an demikian jg dg basahnya beberapa tas dan barang bawaan.
……….pagi itu pukul 8.00 gerimis dan awan kelam masih menyelimuti Denpasar dan sekitarnya yang sempat juga membawa kekewatiran akan perjalanan menuju nusa lembongan yang akan kami jalani. Para kontingen tiba dan berkumpul didermaga island explorer dibenoa ,wajah-wajah keceriaan yg terbalut dg sedikit kekewatiran krn kondisi cuaca yg kurang bersahabat nampak pada rombongan yang akan menyeberangi samudra luas menuju Nusa Lembongan tersebut. Sekitar pukul 9 pagi setelah semua rombongan telah berkumpul dan memasuki fun ship cruise (namun salah satu rombongan entah kenapa terlambat sampai dibenoa dan diputuskan utk memberangkatkannya pada kloter berikutnya) perjalanana ini akan segera dimulai.
Memasuki fun ship cruise yang kapasitasnya +- 100 orang tsb disambut dg hidangan pembuka utk menu sarapan. Setelah terdengar atensi dari speaker bahwa kapal akan berangkat yang diselingi dengan demontrasi peragaan cara penyelamatan diri oleh kru kapal dengan sarana pelampung yang tersedia, suara mesin cruise nampak lebih kencang menderu pertanda kapal mulai akan melaju. Saya dan deva serta beberapa rombongan mencoba utk keluar ke dek depan utk melihat dan merasakan suasan diluar kapal dan mencoba menikmati perjalanan dengan fun ship tersebut…ehmm sungguh mengasikan rasanya melihat samudra luas dg hantaman angin yang kami nikmati dari arah depan kapal tsb.
Namun sekitar 10 menit perjalanan cruise yg kami tumpangi terasa bergoyang dan serasa mendapat “hiburan” dengan ketawa ketiwi akan kondisi awal ini, namun makin lama makin keras kapal tsb terombang ambing hingga memutuskan utk kami masuk kedalam ruangan walau dengan susah payah karena kerasnya goncangan yang terjadi…..uhhh… dan saat inilah awal 50 menit ketegangan ini dimulai yang ditandai dengan jeritan dan tangisan anak-anak serta muntahan beberapa anggota rombongan yang mabuk laut karena tidak tahan dengan goncangan dan ombangambingnya kapal tsb. Nampak wajah wajah yang tegang pucat dan pasi mulai menghiasi atmosphir ruangan geladak kapal itu.Suara music R&B dg volume yg super maximum makin membuat ketegangan itu menjadi jadi,gelombang laut tinggi tidak jemunya mengombangambingkan kami dan seakan ingin “menumpahkan” seisi kapal tsb.
Nampak krew dan pelayan kapal sibuk menenangkan penumpang serta memberikan tas kresek utk menampung muntahan para pemabuk laut tersebut. Sambil menenangkan anak2 saya mencoba menguasai kondisi ini dan “pura-pura” tenang dengan berusaha terpaksa menikmati alunan music r&b yg bergema, beberapa kali kami tanya pada krew kapal apakah masih jauh dan lama ndak nyampenya perjalanan ini (“berharap dia menjawab tinggal dikit aja karena dari skejul yg kami terima sebelumnya waktu perjalanannya cuma 30 menit namun lebih dari menit itu belum ada tanda2 akan nyampai di lembongan…ughhh…ida..kamu harus tanggung jawab dg kesalahan prediksi waktu ini…) Haa??? WTF…ternyata krew kapal tsb bilang: “ masih lama dan ini baru setengah perjalanan, ini belum seberapa nanti akan ada yg lebih besar lagi ombaknya, ya dibuat santai aja jgn tegang2 “(holy shit….yg benar aja…dan tanpa dikomando dlm hati ini segala nama betare betari,dewa dewi dan keagungan Tuhan trs dikumandangkan sambil skali2 melirik tempat pelampung penyelamat ha33..,krn cuma itu yg bisa dilakukan utk menghadapi ketegangan ini. …..Aaaiiiiikkkkkkkkrrggghhh..suara muntahan rombongan dan jerit tangis anak2 trus aja terdengar menandakan kerasnya goncangan akibat tingginya gelombang seakan bersemangat mengombangambingkan kapal yg kami tumpangi. Beberapa kali saya melirik ke luar berharap dapat melihat daratan atau kepulauan agar ketegangan ini segera berakhir, dan setelah sempat melihat bayangan kepulauan dg sedikit pura2 santai saya bertanya kembali kepada krew tsb “sudah dekat ya mbak?” (dlm hati berharap lagi dia akan menjawab ya sudah mau nyampai)…oh god..malah katanya masih lama nyampainya….duh gusti ….dan hanya pasrah dan beserah diri aja sambil berusaha ‘menikmati’ ketegangan ini dg mengikuti gerak ombangambing gelombang dan pura-pura manggut-manggut serta kaki bergerak2 utk mengikuti irama r&b yg dg cueknya berkumandang lewat piranti audio yg ada dikapal tsb (skali lagi hanya itu yg bs kami lakukan). Dan akhirnya (kayaknya kata2 ini yg dari tadi kami harap akan terdengar dan terucap) setelah +- 50 menit tanda-tanda akan berakhirnya ketegangan ini segera akan berakhir dg makin besarnya bayangan kepulauan yg terlihat dan benar aja dg terlihatnya planton2 dan dermaga masing2 kapal company akhirnya kapal ini merapat jg di dermaganya.
Fuihhh akhirnya dan segera kami bergegas transit dari dermaga menuju ke hotel yg ada di pesisir pulau lembongan dg dijemput oleh boat yg ternyata kecil dan cuma pas2an utk rombongan kami (bayangan ketegangan yg baru saja kami buang jauh2 malah belum berakhir) dan bahkan makin lebih besar aja ketegangan yg muncul dari boat ini,yg nyatanya lumayan jauh jg perjalanannya menuju pesisir, belum lagi goyangan gelobang di pinggir pantai kami seakan menggoda dan menakut-nakuti kami lagi, oh my god!!..ternyata puncak dari segala ketegangan ini malah terjadi 5 meter dari bibir pantai, boat yg kami tumpangi dg susah payahnya berusaha utk merapat ke pantai,namun beberapa kali mengalami kegagalan krn kerasnya gelembong yg menghantam bibir pantai krn air pasang ini, jangkar yg telah dilempar oleh nahkoda beberapa kali gagal menancapkan dirinya, dan setelah dipastikan jangkar telah tertancap akhirnya boat “brengksek” ini mampu jg ditarik ke bibir pantai, dg tegang kami satu persatu lompat berjumpalitan menuju pantai (ada yg jatuh tersungkur dan basah kuyup) dg gigauan ketus nahkoda yg sangat tidak nyaman kami dengar “selamatkan diri dulu barang bawaan jgn dihiraukan krn ini berbahaya”, setelah beberapa anggota rombongan yg berada didepan dpt meloncat kepantai terlebih dahulu, tiba-tiba arus gelombang kembali menarik boat kecil itu ke dalam dan menyisakan ketegangan kembali pada anggota rombongan yg belum berhasil menuju pantai.fiuhhh skali lagi akhirnya nyampai jg kami kepantai walau dg susah payah dan basah2an demikian jg dg basahnya beberapa tas dan barang bawaan.
“Lawar Kelungah, Kendang mebarung, Jegog Lan Piala Dunia 2010”
Perhelatan PKB XXXII yang telah berlangsung selama sebulan penuh mulai tanggal 12 Juni – 10 Juli 2010 kemarin dan berbarengan dengan pesta Piala Dunia ini telah berakhir sudah dengan membawa segala kenangan tersendiri bagi para pencita seni didaerah Bali dan penikmat bola diseluruh jagad bumi ini.
PKB pada tahun ini telah memasuki angka yang ke 32 kalinya dan pada tahun ini mengusung tema "Sudamala, yang bermakna “mendalami kemurnian nurani lewat budaya" yang dibuka oleh presiden SBY dan tempat pembukaan PKB ini kalau tahun-tahun sebelumnya dipusatkan di lapangan Renon, untuk tahun ini kembali diadakan di lapangan Puputan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya saya menyempatkan juga untuk mengunjungi areal PKB ini, dan tentunya tujuan utama ke tempat itu adalah untuk menikmati kuliner dan kesenian khas Negaroa. Untuk kuliner ini menu khas dan favorit yang disediakan distand kuliner Jembrana yakni lawar kelungah ( karena lawar kelungah ini juga saya sempat beberapa kali mampir keareal PKB he3…..ahhh memang ngisengin makanan ini ,yang hanya bisa saya nikmati biasanya enam bulan sekali pas hari raya penampahan galungan ataupun saat kundangan/upacara agama didaerah Jembrana).
Dan disaat asiknya menikmati hidangan lawar kelungah ini, pelan namun pasti sayup-sayup saya mendengar suara kendang mebarung yang diiringi dengan gambelan yang bertalu-talu, ahh lengkap sudah hidangan negaroa ,pikir saya sekali dayung dua tiga pulau terlewati he3,ya karena pada siang itu selain dapat menikmati lawar kelungah, akhirnya saya dapat juga menikmati salah satu kesenian langka dari Jembrana yakin kendang mebarung, yang kali ini ditampilkan oleh sakehe kendang dari daerah Pergung ( ughh memang sudah lama saya “ngidam” untuk dapat menikmati secara langsung kendang mebarung ini: http://myjembrana.blogspot.com/2009/11/kendang-mebarungdimanakah-kini-dirimu.html ).
Serta tentunya selain kendang mebarung, kesenia masterpeace lainnya dari bumi mekepung yang pingin saya nikmati pada hari-hari berikutnya adalah seni Jegog.
Dan pada ajang PKB kali ini, kesenian jegog yang ditampilkan oleh Yayasan Seni Suar Agung pimpinan dari Pekak Jegog ( I Ketut Suwentra) ini tidak saja tampil memukau dihadapan penonton namun juga tampil elegan , berkela serta penuh progressive berkat berkolaborasinya dengan Mr.Show Seki dan Cakra Dance Company dari Jepang serta band punky Bali yakni Bintang Band.
Dan menyinggung perhelatan akbar Piala Dunia, adakah hubungan serta kenangan seni Jegog mebarung dengan pialan dunia ini? OH ho….bagi Pekak Jegog dan Seni Suar Agung tentulah memiliki kenangan yang tak terlupakan serta membanggakan setiap berlangsungnya piala dunia ini. ……..Hmm ya…bagaimana tidak,disaat kita sibuk “menghayal” dan menginginkan tim sepak bola kita (PSSI) dapat tampil dalam ajang bergengsi empat tahunan tersebut, sebaliknya Pekak Jegog dengan kesenian jegognya malah sudah pernah tampil dalam ajang piala dunia ini yakni tepatnya pada saat Piala dunia yang diadakan di Perancis pada tahun 1998.
Demikian juga kalau pada saat pertandingan antara kesebelasan Inggris dengan Jerman yang dimenangkan oleh Jerman dengan skor 4-1 dalam tayangan tv ,beberapa kali kamare tvnya memperlihatkan sosok penonton dari band legendaries Rolling Stones berada ditengah-tengah sporter Inggris pastilah Pekak Jegog semakin bangga, karena tidak saja beliau dengan seni jegognya pernah tampil di piala dunia tapi juga pernah manggung di Jerman dan bermain bersama sang legend yakni Mick Jager.( suatu prestasi dan kenangan yang membanggakan tentunya bagi Pekak Jegog dan Sakehe seni Suar Agung serta masyarakat Jembrana dan Bali umumnya)
PKB pada tahun ini telah memasuki angka yang ke 32 kalinya dan pada tahun ini mengusung tema "Sudamala, yang bermakna “mendalami kemurnian nurani lewat budaya" yang dibuka oleh presiden SBY dan tempat pembukaan PKB ini kalau tahun-tahun sebelumnya dipusatkan di lapangan Renon, untuk tahun ini kembali diadakan di lapangan Puputan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya saya menyempatkan juga untuk mengunjungi areal PKB ini, dan tentunya tujuan utama ke tempat itu adalah untuk menikmati kuliner dan kesenian khas Negaroa. Untuk kuliner ini menu khas dan favorit yang disediakan distand kuliner Jembrana yakni lawar kelungah ( karena lawar kelungah ini juga saya sempat beberapa kali mampir keareal PKB he3…..ahhh memang ngisengin makanan ini ,yang hanya bisa saya nikmati biasanya enam bulan sekali pas hari raya penampahan galungan ataupun saat kundangan/upacara agama didaerah Jembrana).
Dan disaat asiknya menikmati hidangan lawar kelungah ini, pelan namun pasti sayup-sayup saya mendengar suara kendang mebarung yang diiringi dengan gambelan yang bertalu-talu, ahh lengkap sudah hidangan negaroa ,pikir saya sekali dayung dua tiga pulau terlewati he3,ya karena pada siang itu selain dapat menikmati lawar kelungah, akhirnya saya dapat juga menikmati salah satu kesenian langka dari Jembrana yakin kendang mebarung, yang kali ini ditampilkan oleh sakehe kendang dari daerah Pergung ( ughh memang sudah lama saya “ngidam” untuk dapat menikmati secara langsung kendang mebarung ini: http://myjembrana.blogspot.com/2009/11/kendang-mebarungdimanakah-kini-dirimu.html ).
Serta tentunya selain kendang mebarung, kesenia masterpeace lainnya dari bumi mekepung yang pingin saya nikmati pada hari-hari berikutnya adalah seni Jegog.
Dan pada ajang PKB kali ini, kesenian jegog yang ditampilkan oleh Yayasan Seni Suar Agung pimpinan dari Pekak Jegog ( I Ketut Suwentra) ini tidak saja tampil memukau dihadapan penonton namun juga tampil elegan , berkela serta penuh progressive berkat berkolaborasinya dengan Mr.Show Seki dan Cakra Dance Company dari Jepang serta band punky Bali yakni Bintang Band.
Dan menyinggung perhelatan akbar Piala Dunia, adakah hubungan serta kenangan seni Jegog mebarung dengan pialan dunia ini? OH ho….bagi Pekak Jegog dan Seni Suar Agung tentulah memiliki kenangan yang tak terlupakan serta membanggakan setiap berlangsungnya piala dunia ini. ……..Hmm ya…bagaimana tidak,disaat kita sibuk “menghayal” dan menginginkan tim sepak bola kita (PSSI) dapat tampil dalam ajang bergengsi empat tahunan tersebut, sebaliknya Pekak Jegog dengan kesenian jegognya malah sudah pernah tampil dalam ajang piala dunia ini yakni tepatnya pada saat Piala dunia yang diadakan di Perancis pada tahun 1998.
Demikian juga kalau pada saat pertandingan antara kesebelasan Inggris dengan Jerman yang dimenangkan oleh Jerman dengan skor 4-1 dalam tayangan tv ,beberapa kali kamare tvnya memperlihatkan sosok penonton dari band legendaries Rolling Stones berada ditengah-tengah sporter Inggris pastilah Pekak Jegog semakin bangga, karena tidak saja beliau dengan seni jegognya pernah tampil di piala dunia tapi juga pernah manggung di Jerman dan bermain bersama sang legend yakni Mick Jager.( suatu prestasi dan kenangan yang membanggakan tentunya bagi Pekak Jegog dan Sakehe seni Suar Agung serta masyarakat Jembrana dan Bali umumnya)
Wayang Kulit Jembrana…..Apa kabarmu kini?
……”Sirep malu pang semeng-semeng mani bangun, pang maan nudukin matin-matin wayang.”… begitulah kalimat yang sering kami dengar dikala sedang berlangsungnya pementasan wayang kulit tengah malam tersebut. Dan karuan aja pagi-pagi keesokan harinya kami bergegas segera menuju ke bawah panggung tersebut dan mencari-cari sisa-sisa wayang yang dalam pementasan malam harinya statusnya jadi korban dan mati dalam peperangan. He..he..he..tentu saja apa yang dibilang orang tua pada malam hari tersebut hanyalah sebuah “ajakan halus” agar anak-anaknya tidak larut begadang pada malam tersebut.
Ya itulah salah satu kenangan masa kecil akan wayang kulit ini. Dulu hampir pada setiap ada upacara Pitra Yadnya (ngaben) upacara Manusa Yadnya seperti otonan dan potong gigi, sering disertai pementasan wayang kulit ini.. Dan dalam setiap pementasan wayang ini paling tidak ada dua segment penikmatnya, pertama ada yang amat serius menikmati alur cerita mulai dari awal sampai akhir pementasan ( dan mereka begitu hikmad menyimak cerita yang disuguhkan, kadang bisa begitu senang gembira kalau tokohnya menang dalam peperangan atau sebaliknya mereka akan keki setengah mati kalau itu tidak memuaskannya, karena saking serius dan fanatiknya terhadap satu figure tokoh pewayangan tsb). Dan kedua ada penikmat yang khusus menyimak dialog2 humor , joke,atau lawakannya saja ( yang dalam hal ini biasanya diperankan oleh tokoh sangut dan delem). Dan yang menarik biasanya celotehan dan dialog humor tersebut merupakan cerita yang terjadi dilingkungan tempat pementasan wayang tersebut, yang biasanya digali sendiri oleh sang dalang atau ada pesan titipan oleh beberapa nara sumber.
Haa..ha..ha…komedi situasi yang diceritakan biasanya sindiran seseorang yang dalam kegiatan upacara tsb paling sering mencari muka, pura-pura paling sibuk dan “meragatan gae” atau mungkin masalah perselingkuhan yang terjadi dilingkungan tsb. Dengan lawakan yang sarat kisah cerita sekeliling tsb, tentulah akan membuat para penonton tertawa terpingkal-pingkal dengan celetukan “nyen to keno nyen” (siapa itu yg dimaksud..he..he..he.) dan tentunya bikin merah kuping bagi yg merasa diomongin dalam lawakan tsb.Dan biasanya penonton ini akan berlalu begitu lawakan dalam cerita wayang tersebut sudah habis, lain halnya dengan penonton pertama yang serius menyimak sampai akhir pementasan wayang tsb.
Dan diera arus globalisasi informasi sekarang ini alur cerita pewayangan semakin berkembang namun tetap pada pakem utamanya kisah seputaran cerita Ramayana dan Mahabrata . Disini para dalang dituntut sedikit memahami dan menguasai kondisi dan update berita terkini dilingkungan masyarakat sekitar maupun didalam negeri umumnya serta informasi global lainnya.
Dijembrana dulu ada beberapa dalang-dalang yang mumpuni salah satunya adalah dalang dari Mendoyo Dangin tukad yakni Nang Lenjong (alm.) yang pada perkembangan berikutnya diwarisi oleh anaknya ( dan entah bagaimana sekarang perkembanganya) . Untuk era sekarang saya kurang begitu tahu apakah masih banyak dalang-dalang yang eksis di Jembrana demikian juga dengan regenarasinya, seiring dengan semakin jarangnya saya mendengar adanya pementasan wayang seperti dulu kala itu.
Dan dikala maraknya dalang-dalang yang memainkan perannya dalam gonjang-ganjing kehidupan hukum dan politik negeri ini , bagaimana kabarmu kini wahai para dalang wayang kulit di Jembrana??
Ya itulah salah satu kenangan masa kecil akan wayang kulit ini. Dulu hampir pada setiap ada upacara Pitra Yadnya (ngaben) upacara Manusa Yadnya seperti otonan dan potong gigi, sering disertai pementasan wayang kulit ini.. Dan dalam setiap pementasan wayang ini paling tidak ada dua segment penikmatnya, pertama ada yang amat serius menikmati alur cerita mulai dari awal sampai akhir pementasan ( dan mereka begitu hikmad menyimak cerita yang disuguhkan, kadang bisa begitu senang gembira kalau tokohnya menang dalam peperangan atau sebaliknya mereka akan keki setengah mati kalau itu tidak memuaskannya, karena saking serius dan fanatiknya terhadap satu figure tokoh pewayangan tsb). Dan kedua ada penikmat yang khusus menyimak dialog2 humor , joke,atau lawakannya saja ( yang dalam hal ini biasanya diperankan oleh tokoh sangut dan delem). Dan yang menarik biasanya celotehan dan dialog humor tersebut merupakan cerita yang terjadi dilingkungan tempat pementasan wayang tersebut, yang biasanya digali sendiri oleh sang dalang atau ada pesan titipan oleh beberapa nara sumber.
Haa..ha..ha…komedi situasi yang diceritakan biasanya sindiran seseorang yang dalam kegiatan upacara tsb paling sering mencari muka, pura-pura paling sibuk dan “meragatan gae” atau mungkin masalah perselingkuhan yang terjadi dilingkungan tsb. Dengan lawakan yang sarat kisah cerita sekeliling tsb, tentulah akan membuat para penonton tertawa terpingkal-pingkal dengan celetukan “nyen to keno nyen” (siapa itu yg dimaksud..he..he..he.) dan tentunya bikin merah kuping bagi yg merasa diomongin dalam lawakan tsb.Dan biasanya penonton ini akan berlalu begitu lawakan dalam cerita wayang tersebut sudah habis, lain halnya dengan penonton pertama yang serius menyimak sampai akhir pementasan wayang tsb.
Dan diera arus globalisasi informasi sekarang ini alur cerita pewayangan semakin berkembang namun tetap pada pakem utamanya kisah seputaran cerita Ramayana dan Mahabrata . Disini para dalang dituntut sedikit memahami dan menguasai kondisi dan update berita terkini dilingkungan masyarakat sekitar maupun didalam negeri umumnya serta informasi global lainnya.
Dijembrana dulu ada beberapa dalang-dalang yang mumpuni salah satunya adalah dalang dari Mendoyo Dangin tukad yakni Nang Lenjong (alm.) yang pada perkembangan berikutnya diwarisi oleh anaknya ( dan entah bagaimana sekarang perkembanganya) . Untuk era sekarang saya kurang begitu tahu apakah masih banyak dalang-dalang yang eksis di Jembrana demikian juga dengan regenarasinya, seiring dengan semakin jarangnya saya mendengar adanya pementasan wayang seperti dulu kala itu.
Dan dikala maraknya dalang-dalang yang memainkan perannya dalam gonjang-ganjing kehidupan hukum dan politik negeri ini , bagaimana kabarmu kini wahai para dalang wayang kulit di Jembrana??
Kendang Mebarung...dimanakah kini dirimu berada
Mmm..suatu malam menjelang hari raya galungan, tiba2 saja memimpikan almarhum paman ( aji ami ) dirumah, dan pagi itu otak kiri ini menerawang jauh kembali ke masa lalu mengenang beliau, dan satu yang pasti setiap terlintas namanya pastilah secara langsung terkoneksi dengan sebuah kesenian langka masyarakat Jembrana, yakni Kendang mebarung. Bagaimana tidak kalau dulu kemanapun sakehe Kendang mebarung yang bermarkas di Br.Ngoneng ,Mendoyo “kundangan” pastilah beliau ada diantara Sakehenya.
Ya selain kesenian Jegog Mebarung dan Makepung salah satu masterpiece culture lainnya yang dimiliki oleh masyarakat Jembrana tercinta adalah Kendang Mebarung..
Gema nan menantang dari gaung suara kendang yang lagi mebarung sangat gagah menghentak, dengan ukuran kendang yang diameternya hampir setengah tinggi orang dewasa semakin macho kelihatan, terlebih dengan iringin gamelan yang saling bersahutan seakan menantang pesaingnya untuk menyuguhkan dentuman kendang yang lebih menghentak.
Namun entah apa yang terjadi dengan kesenian langka satu ini, kalau Jegog Mebarung dan Makepung masih sering saya dengar gemanya pada masa-masa tertentu, namun yang namanya Kendang mebarung sudah beberapa tahun saya tidak pernah mendengar gemanya (terakhir +/- sekitar tahun 80an) atau mungkin saya salah dan malah tidak tau kalau deru kendang mebarung ini masih kidmat bergema hingga saat sekarang (terutama saat pawai pembangunan atau ulang tahun Jembrana??).
Dulu Kendang Mebarung (selain wayang kulit dan Joged bumbung tentunya ) ini sering dihidangkan pada hajatan masyarakat yang memiliki upacara agama. Dan satu yang pasti berderu dan mebarungnya suara kendang ini bagi orang awam pastilah akan sulit untuk menemukan ritme suaranya apalagi memberikan penilaian sakeha kendang mana yang unggul jadi pemenangnya. Namun bagi para penikmat setianya pastilah akan tau dan secara obyektif bisa menilai mana suara kendang yang unggul dari sakehe yang beradu tersebut.
Mm…rindu dan kangen juga akan suasana khidmat para penikmatnya dan tentunya kepingin kembali mendengar dentuman bertalu talu kendang yang sedang mebarung tsb…………mmm…… Kendang mebarung ….dimanakah kini dirimu berada
Ya selain kesenian Jegog Mebarung dan Makepung salah satu masterpiece culture lainnya yang dimiliki oleh masyarakat Jembrana tercinta adalah Kendang Mebarung..
Gema nan menantang dari gaung suara kendang yang lagi mebarung sangat gagah menghentak, dengan ukuran kendang yang diameternya hampir setengah tinggi orang dewasa semakin macho kelihatan, terlebih dengan iringin gamelan yang saling bersahutan seakan menantang pesaingnya untuk menyuguhkan dentuman kendang yang lebih menghentak.
Namun entah apa yang terjadi dengan kesenian langka satu ini, kalau Jegog Mebarung dan Makepung masih sering saya dengar gemanya pada masa-masa tertentu, namun yang namanya Kendang mebarung sudah beberapa tahun saya tidak pernah mendengar gemanya (terakhir +/- sekitar tahun 80an) atau mungkin saya salah dan malah tidak tau kalau deru kendang mebarung ini masih kidmat bergema hingga saat sekarang (terutama saat pawai pembangunan atau ulang tahun Jembrana??).
Dulu Kendang Mebarung (selain wayang kulit dan Joged bumbung tentunya ) ini sering dihidangkan pada hajatan masyarakat yang memiliki upacara agama. Dan satu yang pasti berderu dan mebarungnya suara kendang ini bagi orang awam pastilah akan sulit untuk menemukan ritme suaranya apalagi memberikan penilaian sakeha kendang mana yang unggul jadi pemenangnya. Namun bagi para penikmat setianya pastilah akan tau dan secara obyektif bisa menilai mana suara kendang yang unggul dari sakehe yang beradu tersebut.
Mm…rindu dan kangen juga akan suasana khidmat para penikmatnya dan tentunya kepingin kembali mendengar dentuman bertalu talu kendang yang sedang mebarung tsb…………mmm…… Kendang mebarung ….dimanakah kini dirimu berada
Langganan:
Postingan (Atom)