Perhelatan PKB XXXII yang telah berlangsung selama sebulan penuh mulai tanggal 12 Juni – 10 Juli 2010 kemarin dan berbarengan dengan pesta Piala Dunia ini telah berakhir sudah dengan membawa segala kenangan tersendiri bagi para pencita seni didaerah Bali dan penikmat bola diseluruh jagad bumi ini.
PKB pada tahun ini telah memasuki angka yang ke 32 kalinya dan pada tahun ini mengusung tema "Sudamala, yang bermakna “mendalami kemurnian nurani lewat budaya" yang dibuka oleh presiden SBY dan tempat pembukaan PKB ini kalau tahun-tahun sebelumnya dipusatkan di lapangan Renon, untuk tahun ini kembali diadakan di lapangan Puputan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya saya menyempatkan juga untuk mengunjungi areal PKB ini, dan tentunya tujuan utama ke tempat itu adalah untuk menikmati kuliner dan kesenian khas Negaroa. Untuk kuliner ini menu khas dan favorit yang disediakan distand kuliner Jembrana yakni lawar kelungah ( karena lawar kelungah ini juga saya sempat beberapa kali mampir keareal PKB he3…..ahhh memang ngisengin makanan ini ,yang hanya bisa saya nikmati biasanya enam bulan sekali pas hari raya penampahan galungan ataupun saat kundangan/upacara agama didaerah Jembrana).
Dan disaat asiknya menikmati hidangan lawar kelungah ini, pelan namun pasti sayup-sayup saya mendengar suara kendang mebarung yang diiringi dengan gambelan yang bertalu-talu, ahh lengkap sudah hidangan negaroa ,pikir saya sekali dayung dua tiga pulau terlewati he3,ya karena pada siang itu selain dapat menikmati lawar kelungah, akhirnya saya dapat juga menikmati salah satu kesenian langka dari Jembrana yakin kendang mebarung, yang kali ini ditampilkan oleh sakehe kendang dari daerah Pergung ( ughh memang sudah lama saya “ngidam” untuk dapat menikmati secara langsung kendang mebarung ini: http://myjembrana.blogspot.com/2009/11/kendang-mebarungdimanakah-kini-dirimu.html ).
Serta tentunya selain kendang mebarung, kesenia masterpeace lainnya dari bumi mekepung yang pingin saya nikmati pada hari-hari berikutnya adalah seni Jegog.
Dan pada ajang PKB kali ini, kesenian jegog yang ditampilkan oleh Yayasan Seni Suar Agung pimpinan dari Pekak Jegog ( I Ketut Suwentra) ini tidak saja tampil memukau dihadapan penonton namun juga tampil elegan , berkela serta penuh progressive berkat berkolaborasinya dengan Mr.Show Seki dan Cakra Dance Company dari Jepang serta band punky Bali yakni Bintang Band.
Dan menyinggung perhelatan akbar Piala Dunia, adakah hubungan serta kenangan seni Jegog mebarung dengan pialan dunia ini? OH ho….bagi Pekak Jegog dan Seni Suar Agung tentulah memiliki kenangan yang tak terlupakan serta membanggakan setiap berlangsungnya piala dunia ini. ……..Hmm ya…bagaimana tidak,disaat kita sibuk “menghayal” dan menginginkan tim sepak bola kita (PSSI) dapat tampil dalam ajang bergengsi empat tahunan tersebut, sebaliknya Pekak Jegog dengan kesenian jegognya malah sudah pernah tampil dalam ajang piala dunia ini yakni tepatnya pada saat Piala dunia yang diadakan di Perancis pada tahun 1998.
Demikian juga kalau pada saat pertandingan antara kesebelasan Inggris dengan Jerman yang dimenangkan oleh Jerman dengan skor 4-1 dalam tayangan tv ,beberapa kali kamare tvnya memperlihatkan sosok penonton dari band legendaries Rolling Stones berada ditengah-tengah sporter Inggris pastilah Pekak Jegog semakin bangga, karena tidak saja beliau dengan seni jegognya pernah tampil di piala dunia tapi juga pernah manggung di Jerman dan bermain bersama sang legend yakni Mick Jager.( suatu prestasi dan kenangan yang membanggakan tentunya bagi Pekak Jegog dan Sakehe seni Suar Agung serta masyarakat Jembrana dan Bali umumnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar